Osep Berbagi
Konsumenku ini ternyata muridku dulu, sebut saja Michael. Dia anak yang berbakti kepada orang tuanya yang sudah sepuh dan pekerjaannya sudah cukup mapan, di sebuah pabrik garmen.
“Ini dinarnya, silakan dilihat dulu,” kataku.
Saya serahkan pesanan dinarnya dan menyuruhnya untuk memeriksa isi bungkusan plastik berharga itu. Saya do’akan Michael agar mudah dan berkah rezekinya.
“Berapa, Pak ongkos umroh di Magnet Rezeki?” tanyanya ketika saya infokan paket umroh.
Saya jelaskan cukup rinci termasuk testimoni para jamaah yang sudah berangkat. Saya berikan juga gambar flyer-nya.
“Ternyata murah, ya, cuma sekitar 7 dinar,” katanya.
Saya sedikit kaget mendengarnya, karena dia mengkonversinya ke dinar.
“Benar,” timpal saya.
Kemudian dia berencana untuk nabung lagi lebih rajin dalam dinar.
Kemudian di waktu yang lain, saya postang-posting harga mobil baru cuma 125 dinar. Saya buat flyer tsb memakai Canva app, sekeren yg saya bisa. Saya share di medsos.
“Eh, kok sangat murah, ya?” reply seorang netizen.
“Benar sekali,” saya jawab di kolom komentar.
Teman lain berkomentar, “Ya, iyalah, Pak Guru,” sambil beliau menuliskan jumlah konversi dinar dengan angka 125.
Kemudian teman yg lain berkomentar, “Wow keren!”
Dari pengalaman tersebut, saya yakin banyak Michael lain yang sama pemikirannya tentang umroh yang sangat murah, sekitar 7 dinar. Untuk Umroh Plus atau VIP mungkin maksimal 8-10 Dinar saja. Hal tersebut ternyata terjadi juga kepada teman medsos saya yang ingin beli mobil baru, yang menurutnya sangat murah.




